Yohanes 4:34-38 – Menabur Benih Rohani

ayat_140303_planting

“Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.” – Yohanes 4: 36-37

 

Pikirkan tentang segala sesuatu yang mengambil bagian (berkontribusi) dalam kisah tentang bagaimana Anda datang untuk mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda. Dalam hal ini adalah tidak mungkin untuk sepenuhnya mengetahui semua benih rohani yang digunakan Allah untuk menarik Anda kepada-Nya. Dan tidak semua orang yang menabur benih yang baik ke dalam hidup Anda tahu bagaimana hasilnya kemudian.

Kita juga memiliki kesempatan dan hak istimewa – setiap hari – menabur benih ke dalam kehidupan orang lain, seperti teman-teman kita , rekan kerja, anak-anak, cucu, atau bahkan orang lain. Allah mengambil apa yang Anda tanam dan membuatnya bertumbuh dan berbuah. Dia memimpin orang lain untuk menabur benih lebih lanjut atau menyiraminya. Sedikit demi sedikit, kebenaran akan bertumbuh dan berkembang dalam hidup mereka. Apa hal yang lebih besar yang bisa Anda lakukan?

Sebaliknya, Anda mungkin fokus pada penyediaan anak-anak Anda dengan berbagai jaminan material dan mengirim mereka ke sekolah dan perguruan tinggi terbaik – dan namun hal itu tidak menjadi jaminan apa-apa untuk kekekalan.
Tetapi ketika Anda menabur ke dalam kehidupan mereka hal-hal/perkara-perkara dari Allah dan kehidupan seperti Yesus, Anda memberi makan roh mereka. Benih yang mempengaruhi hati mereka, pengenalan mereka tentang Allah, dan keinginan untuk membuat perbedaan bagi-Nya di dunia ini itulah yang akan menghasilkan buah sejati yang kekal dan panen besar dalam hidup mereka. Apakah Anda pernah melihat hasilnya atau tidak, Tuhan telah memakai Anda ketika Anda menabur benih illahi ini.

Allah melihat semua hal-hal kecil yang Anda lakukan, Dia tertarik pada lebih dari sekedar “hal-hal yang besar”. Buah Roh-Nya — seperti kebaikan, kesabaran, dan pengendalian diri — sering memanifestasikan dirinya dalam cara yang senyap sehingga orang lain mungkin tidak akan pernah memberikan penghargaan untuk Anda. Tapi benih spiritual seperti inilah yang mengerjakan pekerjaan kekekalan dan penuh kuasa dalam kerajaan-Nya.
(Dr Charles Stanley, Intouch Ministries).

Yohanes 3:17-18 – Telah berada di bawah hukuman

ayat_140224

 

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” – Yohanes 3:18

Sebagai masyarakat  modern, kita adalah orang-orang yang mengutamakan hak-hak kita. Kita sangat protektif kalau sudah bicara kebebasan kita, bahkan ketika hal itu mungkin membawa kerugian daripada kebaikan.

Hal itu juga bisa benar untuk hal-hal rohani. Misalnya, memperjuangkan yang “hak” untuk menolak rencana keselamatan Allah meninggalkan seseorang dalam kondisi terhukum .

Dr. Charles Stanley mengatakan, “Saya telah sering mendengar kalimat berikut ini dalam tahun-tahun pelayanan saya: “Saya tidak percaya Tuhan akan menghukum saya ke neraka.” Saya setuju, kata Stanley, tapi tidak dimaksudkan dengan makna bahwa seseorang layak masuk surga atas dasar perbuatan baiknya sendiri. Memang benar bahwa Tuhan tidak menghukum orang ke neraka. Tuhan memberikan kemungkinan mereka untuk memilih tujuan kekal bagi diri mereka. Mereka memiliki hak untuk memilih.

Tuhan berkata bahwa “barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” – (ay. 18 ). Dengan kata lain, dengan menolak — atau sopannya mengabaikan — kebutuhan mereka akan Juruselamat, orang-orang telah memilih untuk tidak diselamatkan dan diampuni . Alkitab mengajarkan bahwa akan ada suatu hari penghakiman, tetapi Tuhan telah menetapkan bahwa  orang-orang percaya “menerima Kerajaan yang telah disediakan bagi sejak dunia dijadikan” (Matius 25:34-46). Seseorang yang tidak bertobat tidak dihukum oleh Tuhan, melainkan telah memilih untuk tetap di kelompok orang-orang  yang dihukum oleh kehendak bebas mereka sendiri .

Allah menginginkan agar semua orang sampai pada pengenalan yang menyelamatkan akan Anak-Nya Yesus Kristus (2 Petrus 3:9). Untuk itu, Dia telah memberikan setiap orang hak untuk memutuskan apakah mengikut Tuhan dengan ketaatan atau tidak. Namun, mereka yang menolak Juruselamat diperingatkan “telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

(Dr. Charles Stanley, In Touch Ministries)

Lukas 8:14 – “Terhimpit oleh Kekuatiran dan Kekayaan dan Kenikmatan Hidup”

ayat_140130_lukas8 14

“Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.”- (Lukas 8:14)

Kita selalu kagum dengan gulma. Anda dapat mengambil bibit tanaman bunga kecil, menanamnya di lokasi yang tyerpilih baik, disirami dengan teratur, dan pastikan tidak ada hama mengancamnya. Anda dapat melakukan segala sesuatu untuk tanaman bunga itu, dan perlahan-lahan ia akan tumbuh. Tapi kemudian, dalam waktu yang sama, beberapa gulma bermunculan di sana sini dan gulma menyesak tanaman bunga Anda.

Tapi gulma tidak tiba-tiba keluar dari tanah, mendesak tanaman bunga, dan mulai mendesak dan mengurungnya. Proses ini terjadi bertahap. Pertama, tumbuh tanaman bunga, dan kemudian gulma datang. Keesokan harinya, gulma ini sedikit lebih merapat. Dan terus demikian sampai gulma mulai mengurung tanaman bunga dan “menghimpitnya sampai mati.” (ay 7).

Itulah yang Yesus jelaskan dalam perumpamaan tentang penabur ketika Dia berbicara tentang orang-orang yang “terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. ” ( Lukas 8:14). Ini bukan sesuatu yang terjadi dalam semalam; hal itu terjadi dalam suatu jangka waktu tertentu.

Kita juga menemukan hal menarik bahwa itu adalah “kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup” yang mencegah benih Firman Tuhan menjadi besar dan menghasilkan buah dalam hidup. Hal-hal yang menghimpit itu dengan sendirinya tidak selalu hal-hal buruk atau jahat. Tetapi hal-hal yang baik dan menjadi hal yang paling penting dan mendesak dan menghimpit hal-hal spiritual.

Ini bukan gambaran seseorang yang mengatakan mereka tidak ingin berdoa, membaca Alkitab, atau pergi ke gereja .

Sebaliknya, ini merupakan seseorang yang berpikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal-hal yang baik. Namun seiring waktu, mereka mulai kehilangan minat, dan hal-hal dari dunia ini menjadi lebih penting bagi mereka daripada hal-hal dari dunia berikutnya – dunia kekekalan. Dan itulah yang menghimpit mereka secara rohani.
(Pdt Greg Laurie, Harvest Ministries)

Wahyu 5:9-10 – Keimaman Orang Percaya

ayat_140127

“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.” – Wahyu 5:9-10

Menurut Alkitab, kewarganegaraan orang percaya adalah di surga (Filipi 3:20). Dengan kata lain, kita tidak akan menjadi warga negara kerajaan yang kekal, kita sudah menjadi warga negara kerajaan surga.

Terlebih lagi, setiap orang yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan adalah bagian dari imamat Allah. Dalam budaya Israel kuno, imam adalah hamba istimewa Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka melaksanakan semua tugas-tugas yang berkaitan dengan menjaga kukum dan memelihara keberadaan spiritual umat. Mereka merawat Bait Allah, mempersembahkan kurban, dan jadi perantara, menyampaikan syafaat, atas nama umat-Nya.

Ketika Yohanes mengatakan dalam Wahyu 1 bahwa Anda dan saya adalah imam, ia menempatkan kita di antara jajaran orang-orang ditetapkan sebagai hamba Allah. Ini adalah berkat dan panggilan untuk menyembah Allah, untuk menyembah dan memuliakan Dia, dan untuk memastikan bahwa semua kemuliaan diberikan kepada nama-Nya. Tugas kita juga meliputi bersyafaat bagi nama orang lain.

Satu tugas imam kita tidak harus lakukan adalah melakukan pengorbanan. Allah sendiri mempersembahkan kurban akhir pada kayu salib di Kalvari, ketika Anak-Nya mati menggantikan kita. Bagian kita adalah untuk menjadi saksi “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Epesus 3:18) bagi semua orang. Setelah Anda memahami fakta bahwa Allah melihat pada anak-anak-Nya — setiap orang yang adalah hamba dosa sebelumnya — dengan pengabdian tanpa syarat, Anda tidak bisa diam tentang keajaiban kasih Allah itu.

Orang-orang percaya adalah istimewa di mata Allah dan Raja mereka. Kita adalah orang-orang suci karena telah disucikan melalui pengorbanan Kristus.

Apa yang Anda lakukan dengan hidup Anda? Sebagai orang percaya, “tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 6:19 ).

Anda adalah seorang imam dan seorang hamba istimewa dari Allah Yang Mahatinggi.
(Dr. Charles Stanley, In Touch Ministries).